Pengertian
Akuntansi Internasional dan Profesi Akuntan
Akuntansi
internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan
prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar
akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya.
Profesi
akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang menggunakan keahlian di bidang
akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang
bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di
pemerintahaan dan akuntan sebagai pendidikan.
Pengertian
Analisis SWOT
Analisis
SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat
faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses,
opportunities, dan threats). SWOT akan lebih baik dibahas dengan menggunakan
tabel yang dibuat dalam kertas besar, sehingga dapat dianalisis dengan baik
hubungan dari setiap aspek. Fungsi dari analisis SWOT adalah untuk menganalisa
mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan uang dilakukan melalui
telaah terhadap kondisi internal perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan
ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi
eksternal perusahaan.
Analisis
SWOT terhadap Profesi Akuntan Indonesia di Era Global
- Strength (S)
Strength
adalah analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kekuatan dari
suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Yang perlu dilakukan di dalam
analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai
kekuatan-kekuatan dan kelemahan di bandingkan dengan para pesaingnya.
Analisis
strength terhadap profesi akuntan Indonesia di era Global adalah akuntan
sebagai salah satu elemen yang berkontribusi dengan korporasi dituntut sebagai
salah satu penyelamat dari stakeholder. Keputusan investor untuk berinvestasi
atau menarik investasinya bergantung pada informasi yang diberikan oleh
akuntan. Ekpetasi stakeholder terhadap perusahaan akan bertambah jika manajemen
make a good decision based on real financial report. Maka dari itu akuntan di
tuntut agar memberikan laporan keuangan yang transparan dan akuntabilitas agar
menyejahterakan stakeholder yang mana itu merupakan salah satu tujuan dari
korporasi.
Pendekatan
open system dalam kerangka structural functionalism, corporate governance dapat
dideskripsikan sebagai sistem yang beroperasi melalui aturan main (rules and
regulations) tentang bagaimana seharusnya korporasi menjalankan aktivitasnya
didalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Sistem corporate governance ini
dirancang agar mampu melakukan mekanisme check dan balance dalam menjaga
keseimbangan berbagai kepentingan didalam korporasi. Berjalannya mekanisme ini
secara optimal, diharapkan dapat menghasilkan dampak lanjutan yang positif
terhadap perkembangan perekonomian suatu negara untuk tercapainya kemakmuran
masyarakat.
Corporate
governance dengan pendekatan open system dideskripsikan sebagai sistem yang
beroperasi sesuai dengan atau mengacu kepada aturan hukum regulasi agar
korporasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam korporasi harus
mengikuti aturan main dalam corporate governance. Dalam menegakkan prinsip GCG
pada perusahaan-perusahaan di Indonesia khususnya prinsip transparasi dan
akuntabilitas, penyajian informasi akuntansi yang berkualitas dan lengkap dalam
laporan tahunan sangat diperlukan. Akuntan merupakan salah satu profesi yang
mendukung diterapkannya corporate governance. Prinsip akuntabilitas dan
transparasi sebagi bagian dari prinsip corporate governance merupakan bukti
bahwa akuntan berperan penting di dalam sebuah organisasi dalam menghadapi era
globalisasi.
- Weaknesses (W)
Weaknesses
yaitu analisis kelemahan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kelemahan dari
suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini.
Analisis
kelemahan terhadap profesi akuntan Indonesia di era Global adalah di sektor
akuntansi, Ketua Institut Akuntan Publik Indonesia, Tarko Sunaryo, mengakui ada
kekhawatiran karena banyak pekerjaan muda yang belum menyadari adanya kompetisi
yang semakin ketat. Selain kemampuan berbahasa inggris yang kurang, kesiapan
mereka juga sangat tergantung pada mental. Banyak yang belum siap kalau mereka
bersaing dengan akuntan luar negeri.
Untuk
mengurangi kelemahan pada profesi akuntan maka ada standar kompetensi lulusan
sarjana akuntansi sebagai berikut:
Kompetensi
utama:
- Mampu menyusun laporan keuangan perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur sesuai standar akuntansi.
- Mampu menganalisis informasi keuangan untuk kebutuhan internal perusahaan.
- Mampu mendesain sistem akuntansi manual dan berbasis teknologi informasi.
- Mampu mendesain Kertas Kerja Audit dan melakukan pengauditan laporan keuangan.
- Mampu menyusun dan menganalisis laporan keuangan sector public.
Kompetensi
Pendukung:
- Mampu belajar secara mandiri dan berkelanjutan (longlife learner).
- Mampu menganalisis studi kasus akuntansi dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
- Mampu menyampaikan pendapat secara jelas baik secara lisan maupun tulisan serta menghargai pendapat orang lain (communication skills).
- Mampu bekerja dalam tim untuk menyelesaikan kasus (working inteam skills).
- Kreatifitas dan inovatif dalam memberikan solusi terhadap studi kasus (problem solving and creative skills).
- Opportunity (O)
Opportunity
yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar
suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang berkembang bagi
organisasi dimasa depan. Cara ini adalah untuk mencari peluang ataupun
terobosan yang memungkinkan suatu perusahaan atau organisasi bila berkembang di
masa depan atau masa yang akan datang.
Analisis
peluang profesi akuntan Indonesia di era Global adalah akuntan Indonesia
memilki peluang yang sangat besar untuk mengisi lapangan kerja yang sangat
terbuka, mengingat jumlah penduduk Indonesia sebanyak 43% dari jumlah penduduk
ASEAN dan angkatan tenaga kerja kita mencapai 125,3 juta orang pada tahun 2014,
bertambah sebanyak 5,2 juta orang dari tahun lalu. Dari segi akuntan sudah
mencapai 52.000 (meskipun harus dicatat bahwa jumlah ini adalah akumulasi sejak
tahun 1950-an). Jumlah ini pun terus bertambah tiap tahun dengan banyaknya
lulusan program studi akuntansi di universitas maupun perguruan tinggi lainnya
di Indonesia.
Selain
itu, Indonesia mempunyai 34 provinsi, 398 Pemerintahan Kabupaten, 93
Pemerintahan Kota, 34 Kementrian, 28 Lembaga Pemerintahaan Non Keuangan (LPNK),
141 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), 1.007 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD),
4.042 Perusahaan Public, 100.000 Yayasan, 108.000 Koperasi, 4.000 Perguruan
Tinggi, 14 Partai Politik dan lebih dari 10.000 Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) merupakan landing bagi akuntan karena 226.780 organisasi teresebut
memerlukan jasa akuntansi.
Dalam
sertifikasi kompetensi akuntan, peluncuran Chartered Accountant (CA) IAI dan
Certified Public Accountant (CPA) IAPI bisa menjadi kunci atau standar dalam
persaingan MEA dengan negara-negara ASEAN karena sertifikasi tersebut sudah
diakui di level internasional.
Perubahan-perubahan
kondisi dinamika local di dalam negeri dan yang dihadirkan oleh era globalisasi
pada saat yang sama juga menghadirkan peluang-peluang baru bagi akuntan
Indonesia. Peluang bagi akuntan Indonesia adalah dalam otonomi daerah. Dengan
adanya desentralisasi ekonomi, daerah kini dipacu untuk mengelola keuangan
sendiri secara efektif dan efisien.
- Threats (T)
Threats
yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus
dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk menghadapi berbagai
macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu perusahaan atau
organisasi yang menyebabkan kemunduran.
Analisis
tantangan atau ancaman profesi akuntan Indonesia di era Global adalah pada
tahun 2015 akan memasuki era ASEAN Economy Community (AEC) atau yang sering
dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Penyelenggaraan AEC akan
mendorong arus globalisasi yang sangat pesat dalam berbagai sektor. Penerapan
Free Trade Area akan mengakibatkan munculnya akses yang sangat bebas dalam
perdagangan global sehingga mengakibatkan persaingan yang semakin kejam. AEC
2015 akan berpengaruh pada perkembangan perusahaan-perusahaan yang ada di
Indonesia. Salah satunya adalah peran seorang akuntan dalam sebuah perusahaan,
karena setiap pengambilan keputusan yang bersifat keuangan harus berdasarkan
informasi akuntansi, sehingga menuntut adanya perkembangan kedisplinan dan
profesionalitas akuntan dalam melaksanakan tugasnya.
Keberadaan
AEC 2015 menjadi sebuah ancaman yang memberikan dampak positif dan negatif bagi
profesi akuntan. Dampak positifnya adalah Indonesia dapat meningkatkan skill
dan membuka peluang besar untuk profesi akuntan agar berdaya saing lebih baik.
Sedangkan dampak negatif yang dikhawatirkan adalah apakah akuntan-akuntan
Indonesia mampu terjun dalam wilayah yang luas dengan menguasai bahasa inggris,
bahasa mandarin dan segala hal yang berhubungan dengan profesi akuntan. Dengan
adanya pasar bebas ASEAN, akuntan luar negeri akan dapat masuk ke Indonesia
dengan sangat mudah. Hal ini tentu merupakan ancaman bagi para akuntan
Indonesia. Para akuntan Indonesia harus mampu meningkatkan kemampuan diri untuk
semakin professional dan update sesuai trend lingkungan.
Untuk
menghadapi babak baru dalam AEC, akuntan Indonesia harus mempersiapkan diri
menjadi lebih baik dan meningkatkan daya saing. Salah satu cara bagi Indonesia
agar dapat bersaing dengan para akuntan professional regional dalam AEC adalah
dengan mencetak akuntan yang progresif. Maksud dari akuntan yang progresif adalah
akuntan yang memiliki jiwa professional, beretika baik, dan kompetitif sehingga
baik fisik maupun psikis siap untuk menghadapi era AEC 2015. Persiapan lain
yang dilakukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam menghadapi AEC yaitu
meluncurkan silabus ujian Chartered Accountant (CA) Indonesia dalam rangka
menyejajarkan akuntan professional Indonesia dalam kerangka persaingan di ASEAN
Economic Community 2015.
Referensi
: